BAB VI
MODEL
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI
A. Rasional
B. Konsep
Kunci
1) Allah
SWT menciptakan manusia
2) Bahan
baku penciptaan manusia
3) Tujuan
Allah menciptakan manusia
4) Fitrah
( Potensi – potensi ) manusia
5) Karateristik
manusia
6) Musibah
yang menimpa manusia
7) Ajal
Manusia
C. Hakikat
Bimbingan dan Konseling Islami
Adalah
upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah iman atau kembali kepada
fitrah iman, dengan cara mempelajari dan melaksanakan tuntunan Allah dan
rasulnya agar individu selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati di dunia
dan di akhirat.
D. Tujuan
Tujuan
konseling model ini adalah meningkatkan iman, islam, dan ikhsan yang di bimbing
hingga menjadi pribadi yang utuh.
Tujuan
jangka pendek yang diharaapkan bisa dicapai melalui konseling adalah terbinanya
fitrah iman individu hingga membuahkan amal shaleh yang di landasi dengan
keyakinan.
E. Prinsip
– Prinsip Bimbingan dan Konseling
1) Prinsip
Dasar Bimbingan dan Konseling Islami
a. Manusia
ada di dunia ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakan ,
yaitu Allah SWT.
b. Manusia
adalah hamba Allah yang harus selalu beribadah kepadanya sepanjang hayat.
c. Allah
menciptakan maanusia dengan tujuan agar manusia melaksanakan amanah dalam
bidang keahlian masing – masing
d. Manusia
sejak lahir dilengkapi dengan fitrah berupa iman.
e. Iman
perlu dirawat agar tumbuh subur dan kokoh, yaitu dengan selalu memahami dan
menaati aturan Allah SWT.
f. Islam
mengakui bahwa pada diri manusia ada sejumlah dorongan yang perlu di penuhi.
g. Bahwa
dalam bimbingan individu seyogianya diarahkan agar individu mampu membimbing
dirinya sendiri, karena rukun utama dalam membimbing adalah ajaran agama.
h. Islam
mengajarkan agar umatnya saling menasehati dan tolong menolong dalam hal
kebaikan dan takwa.
2) Prinsip
Yang Berhubungan Dengan Konselor
a. Konselor
dipilih atas dasar kualifikasi keimanan.
b. Ada
peluang bagi konselor untuk membantu individu mengembangkan kembali kepada
fitrahnya.
c. Ada
tuntunan Allah agar bimbingan mampu menjadi teladan yang baik bagi individu
yang di bimbingnya.
d. Ada
keterbatasan pada diri konselor untuk mengetahui hal – hal yang gaib.
e. Konselor
harus menghormati dan memelihara informasi berkenaan dengan rahasia.
f. Dalam
merujuk ayat – ayat Al – Qur’an konselor harus menggunakan penafsiran para
ahli.
g. Dalam
menghadapi hal – hal konselor sendiri kurang memahami hendaknya diserahkan
kepada orang yang lebih ahli.
3) Prinsip
Yang Berhubungan Dengan Individu
a. Dalam
membimbing individu perlu dimantapkan kembali hakikat “ Lailaha illallah “ dan
konsekuensi ucapan “ asyhadu allailaha
illallah “
b. Kehidupan
individu secara pribadi maupun keseluruhan pasti beakhir dalam waktu yang tidak
diketahui.
c. Akal
dan hati nurani manusia adalah potensi penting bagi kehidupan yang sehat.
d. Manusia
ada bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
e. Ada
tujuan penciptaan manusia yaitu sebagai Khalifah.
f. Ada
tujuan Allah menciptakan setiap bagian dari organ tubuh manusia.
g. Pembawaan
manusia sejak lahir adalah bersih, suci, dan cenderung ke hal – hal yang
positive.
4) Prinsip
Yang Berhubungan Dengan Layana Konseling
a. Ada
perbedaan kewajiban dan tanggung jawab individu dihadapan Allah SWT.
b. Ada
hikmah dibalik ibadah dan syari’ah yang ditetapkan Allah untuk manusia.
c. Ada
hikmah dibalik hal – hal yang kadang tidak dilaksanakan manusia.
d. Hal
pertama yang harus ditanamkan pada anak adalah “ Keimanan “ yang benar yaitu
aqidah dan tauhid.
e. Konselor
hendaknya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya dengan melihat orang
tuanya.
f. Memahami
dan menaati kandungan Al – Qur’an dan sunah Rasul.
g. Individu
yang selalu mengasah dan mengasuh jiwanya dengan tuntunan Allah.
h. Musibah
yang menimpa individu tidak selalu dimaknai dengan hukuman, tetapi mungkin
sebagai peringatan atau ujian dari Allah.
i.
Agar bisa menjadikan Ajaran agama
sebagai rujukan dalam setiap langkah.
j.
Dalam menilai keimanan seseorang tidak
cukup jika hanya dilihat dari pengakuan saja, tetapi perlu dilihat bagaimana
kesungguhannya.
F. Tahap
– tahap Bimbingan dan Konseling
1) Meyakinkan
individu tentang hal – hal berikut :
a. Posisi
manusia sebagai ciptaan Allah
b. Status
manusia sebagai hamba Allah
c. Tujuan
Allah menciptakan manusia adalah agar melaksanakan amanah dalam bidang keahlian
masing – masing
d. Ada
fitrah yang dikaruniai Allah kepada setiap manusia
e. Iman
bukan hanya pengakuan dengan mulut, tetapi lebih dari itu adalah membenarkan
dengan hati dan mewujudkan apa yang diimaninya itu
2) Mendorong
dan membantu individu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara lancar
3) Mendorong
dan membantu individu memahami dan mengamalkan iman, islam dan, ikhsan
a. Aktualisasi
rukun iman dalam kehidupan sehari – hari
·
Hanya beribadah kepada Allah
·
Beribadah dengan nilai yang tulus
·
Yakin bahwa Allah memiliki makhluk gaib
berupa malaikat
b. Aktualisasi
rukun islam dalam kehidupan sehari – hari
·
Meninggalkan segala macam bentuk syirik
·
Mendirikan shalat wajib dan sunah dengan
benar
·
Melaksanakan puasa wajib dan sunah
secara benar
·
Menunaikan ibaah haji sesuai dengan
ajaran agama
c. Aktualisasi
rukun ikhsan dalam kehidupan sehari – hari
·
Selalu menjaga lidah
·
Menjauhkan diri dari penyakit hati
·
Menjauhkan diri dari perbuatan yang
membahayakan
·
Selalu menjaga kesehatan
·
Bersikap lemah lembut terhadap orang tua
G. Nuansa
Konseling
Peran Utama konselor dalam
konseling dengan pendekatan ini adalah sebagai “ Pengingat “
H. Evaluasi
Konseling
dapat dilakukan dengan mengamati perubahan aktualisasi iman, islam, dan ikhsan
individu dalam kehidupan sehari – hari
I.
Tindak Lanjut
Konselor
perlu melakukan tindak lanjut yang bersifat pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan, dan pengembangan
J. Rekomendasi
1. Temuan
berupa “ manusia dalam perpektif Al – Qur’an “ diakui masih belum tuntas
2. Temuan
berupa “ model konseling islam “ yang dihasilkan dari penelitian ini diakui
masih bersifat “ tentatife “